Friday, November 27, 2020

Pejuang yang menantikan Jawaban.

Di suatu sore ku duduk di pingiran pantai Nabire sambil menikmati segelas es buah yang begitu nikmat rasanya.

Ketika itu ku dengar suara teriakan anak-anak kaki telanjang yang berlari berkejaran di tepian pantai yang begitu hening.

Ku pandang di sebelah samudera berterbangan burung Jamar yang begitu gembira kesana kemari dengan gerombolannya.

Ku pandang juga di sebelah timur dewi malam dengan riang menjemput Dewi siang, dengan bisikan marilah kawanku kini tiba saatnya untuk menganti tugas menjaga.

"Kawan sudah malam mari kitong pulang nanti sa pu mama pukul sa" teriakan seorang lelaki yang lewat dengan kaki telanjang di dan tangannya menggengam sebuah roda bekas ban motor yang ia dorong dengan bebatang kayu.

Hahahaa tertawa seorang putri yang menertawakan boca kecil yang mendorong bekas ban motor di pingiran jalan. 

Tertawalah kamu juga demikian samanya dengan Dewi siang, seindah-indahnya senjah sore di pantai Nabire juga akan berlalu dengan datangnya dewi malam.

Itu kubayangkan dalam benakku ketika melihat boca kaki telanjang itu. Ku tatap keatas sambil berkata inikah nasibku sebagai seorang yang berkulit hitam keriting rambut. 

Tiada balasNya yang kudengar saat itu saya yakin bahwa besok akan ada jawabanya, Aku pejuang seorang pejuang yang selalu berjuang menantikan jawaban di esokkan harinya.

Fransiskus Degei
Nabire, 28 November 2020
Previous Post
Next Post

0 Post a Comment: