Doc; Keluarga burung |
Ini adalah kisah yang dialami oleh
sebuah keluarga burung. Si induk meteskan beberapa telur menjadi burung-burung
yang kecil indah dan sehat. Si indukpun sangat bahagia dan merawat mereka semua
dengan penuh kasih sayang.
Hari berganti hari, bulan berganti
bulan. Burung-burung kecil inipun mulai dapat bergerak lincah. Mereka mulai
belajar mengapekkan sayap, mencari-cari makan untuk kemudian mematuknya.
Dari beberapa anak burung ini
tampaklah seekor burung kecil yang berbeda dengan saudara yang lain. Ia tampak
pendiam dan tidak selincah saudara-saudaranya. Ketika saudara-saudaranya
belajar terbang , ia memlih diam di sarang daripada lelah dan terjatuh ketika
saudara-saudaranya berkejaran mencari makan, ia memilih diam dan menantikan
belas kasihan dari saudara-saudaranya. Demiakian hal ini terus terjadi.
Saat induk mulai menjadi tua tak
sanggup lagi berjuang untuk menghidupi anak-anaknya, si anak burung ini mulai
merasa sedih. Seringkali ia melihat dari bawah saudara-saudaranya dengan lincah
berpindah dari dahan satu ke dahan yang lain di pohon yang tinggi, ia harus
puas hanya dengan berada di satu dahan yang rendah. Ia pun merasa sangat sedih.
Dalam kesediannya, ia menemui induknya
yang sudah tua dan berkata “Ibu, aku merasa sangat sedih, mengapa aku tidak
bisa terbang setinggi saudara-saudaraku yang lain, mengapa aku tidak bisa
menlompat-lompat di dahan yang tinggi aku hanya bisa berdiam di dahan yang
rendah?”
Si induk pun merah sedih dan dengan air mata ia berkata, “Anakku, engkau
dilahirkan dengan sayap yang sempurna seperti saudara-saudaramu, tetapi engkau
memilih merangkak menjalani hidup ini sepehingga sayapmu menjadi kerdil.
”Hidup adalah kumpulan dari
setiap pilihan yang kita buat pilihan
kita hari ini menentukan bagaimana hidup kita dimasa depan. Kita memilih
kebebasan memilih tetapi setelah itu kita akan dikendalikan oleh pilihan kita,
jadi berpikirlah sebelum berbuat, sadar setiap konsekuensi dari pilihan yang
kita buat”. Si induk mengakhiri nasihatnya.
Pendapat
dari penulis mengenai kisah keluarga burung diatas menjelaskan bahwa, ketika
kita memilih diam dan mentikan hal yang kita cita-citakan tanpa berusaha yang
akan terjadi hanya menyesal, seperti yang dialami oleh salah satu ekor burung
yang tidak bisa terbang tinggi, melompat-lompat dari dahan yang satu ke dahan yang
lain. Untuk itu cerita ini mengajak kepada kita semua jika ingin sukses kita
kita boleh tinggal diam saja kita harus berusa, mulai dari hari untuk untuk
kehidupan masa depan hidup kita.
Apa pendapat kamu sobat….?
Share : Fransiskus Degei
Penulis
buku : Cahyo Satria Wijaya
Sumber : Inspirasi Tanpa Menggurui (Buku hitam yang mencerahkan)
0 Post a Comment:
Post a Comment